Wall Street Dibuka Merah, Efek Data Inflasi AS Bikin Kaget?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Wall Street kompak dibuka di zona merah setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Maret 2024 hasilnya lebih panas dari prediksi pasar.

Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 221,39 poin, atau 0,57%, pada pembukaan menjadi 38.662,28. Kemudian S&P 500 (SPX) dibuka koreksi sebesar 42,03 poin, atau 0,81%, menjadi 5.167,88. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 202,63 poin, atau 1,24%, menuju posisi 16.104,01.

Terkoreksinya tiga bursa saham acuan AS ditengarai karena data inflasi yang lebih panas dari perkiraan menyentuh 3,5% secara tahunan (yoy) pada Maret 2024. Pada bulan sebelumnya, inflasi AS berada di 3,4% yoy.

Begitu pula dengan inflasi inti yang lebih panas dari konsensus yang memperkirakan angka 3,7% yoy. Namun kenyataannya mencapai 3,8% yoy pada Maret 2024, sama seperti bulan sebelumnya.

Inglasi yang lebih panas dapat memengaruhi kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang kemungkinan besar tidak akan buru-buru menurunkan suku bunga acuan.

Dampak secara langsung juga sudah terlihat pada indeks dolar AS (DXY) dalam hari ini, Rabu (10/4/2024) sudah menguat 0,71% menembus 104,82. Kuatnya dolar AS juga patut diwaspadai lantaran bisa menekan mata uang negara lain, termasuk Indonesia kendati hari ini masih libur.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Wall Street Kompak Hijau Berjamaah

(tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts