Window Dressing Meriah! Simak Tips & Emiten yang Bawa Cuan!


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Memasuki bulan Desember, pasar saham Indonesia akan masuk periode window dressing. Istilah ini merujuk pada tindakan manajer investasi yang membeli atau menjual saham untuk meningkatkan performa portofolio sebelum laporan kepada klien.

Tujuan window dressing saham adalah membuat kinerja terlihat menjanjikan bagi manajer investasi dan mempercantik laporan keuangan bagi perusahaan atau emiten. Fenomena ini umumnya terjadi pada akhir tahun, terutama pada Desember atau awal tahun seperti Januari.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, window dressing tahun ini akan terjadi untuk saham yang banyak dipegang oleh investor institusi yang memegang saham-saham big caps. Tapi, window dressing kali ini diprediksi akan lebih meriah.

“Untuk tahun ini lebih meriah karena ada emiten yang juga berkepentingan untuk menjaga harga sahamnya. Misalnya, Grup Barito dan beberapa grup lainnya,” ungkap Budi kepada CNBC Indonesia, pada Jumat, (8/12/2023).

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, fenomena window dressing ini sudah bisa dirasakan sejak November. Mengingat, pada November IHSG mengalami rebound dari Rp6.640 hingga sempat menyentuh ke level Rp 7.000.

“Saya pikir ini adalah efek dari Widow Dressing yang telah terjadi sejak November ya kan, dan ini juga berbarengan dengan Santa Claus Rally. Semestinya Desember bisa ditutup di zona positif ya untuk IHSG,” kata Nafan.

Adapun terkait sektor saham yang prospektif di masa window dressing ini, Nafan menyarankan untuk memperhatikan sektor infrastruktur, finansial, dan teknologi, sedangkan yang bisa masuk pada daftar watch list adalah properti, dan consumer cyclicals.

“Bisa cermati BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI. Kalau infrastruktur bisa cermati TLKM dan ISAT. Kalau cyclicals bisa diamati AMRT,” paparnya.

Tips Investasi saat Window Dressing

Window dressing bisa membawa peluang bagi investor ritel yang ingin bertransaksi saham di akhir tahun. Meski begitu, perlu diperhatihan beberapa hal agar cuan bisa lebih optimal.

Mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta Hasan Zein Mahmud membagikan tipsnya dalam memilih saham saat window dressing. Ia menyebutnya sebagai rule of thumb saham yang berpeluang “dikerek” harganya di akhir tahun.

“Saham BUMN perlu mendapat perhatian khusus, bukan saja banyak keputusan strategis terjadi di akhir tahun, juga jalinan kepentingan yang lebih luas, termasuk politik,” papar Hasan.

Berikut tips ‘belanja’ saham saat window dressing:

  • Berfundamental dan berprospek bagus
  • Harganya laggard terhadap indeks baik IHSG maupun sektor
  • Berkapitalisasi besar sehingga bobotnya dalam perhitungan indeks besar, baik BUMN maupun swasta
  • Porsi free float cukup besar, minimal 25%
  • Cukup dominan dalam portfolio institusi, reksadana, asuransi, dana pensiun, emiten sendiri, dan manajer dana asing.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts