BACA Laba Rp 20,75 M, Bukan Ditopang Bisnis Utama Bank

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 20,75 miliar pada semester I-2023, naik 128,8% secara tahunan (yoy). 

Read More

Bila dirinci laba BACA terbang bukan karena lini bisnis utama atau fungsi intermediasi. Pada paruh pertama tahun ini, pendapatan bunga bank lebih kecil dibandingkan dengan beban bunga, sehingga BACA mencatat beban bunga bersih senilai Rp 145,39 miliar.

Bila dirinci beban bunga bank naik 24,09% yoy menjadi Rp 2,09 triliun dan pendapatan bunga naik 27,19% yoy menjadi Rp 1,95 triliun. 

Adapun kinerja bottom line BACA pada paruh pertama tahun ini disokong oleh pendapatan operasional yang naik 2,12% yoy menjadi Rp 175,64 miliar. 

Capaian tersebut disokong oleh keuntungan dari penurunan nilai wajar aset keuangan sebesar Rp 11,80 miliar, berbalik dari setahun sebelumnya yang minus Rp 20,79 miliar. BACA juga terlihat mengurangi beban tenaga kerja (-2,01% yoy) dan beban lainnya (-9,13% yoy). 

Pada saat yang sama BACA menggenjot iklan. Hal ini terlihat dari beban promosi yang terbang 48,69% yoy menjadi Rp 92,73 miliar. 

Sementara itu, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun tipis atau 55 basis poin (bps) menjadi 98,60%. Adapun angka ini masih jauh di atas rasio ideal BOPO sebuah bank yang berada pada level 80% hingga 90%.

Terkait rasio profitalibatas, meski ada peningkatan, posisi BACA masih jauh di bawah rata-rata industri. Rasio imbal balik ekuitas atau return on equity (ROE) naik 37 bps menjadi 1,29%. Kemudian, rasio imbal balik aset atau return on asset (ROA) tercatat naik 15 bps menjadi 0,26%.

Bank juga terlihat sulit mencari profitabilitas dengan posisi margin bunga bersih (net interest margin/NIM) negatif atau -2,54% per Juni 2023.

Sementara itu, BACA terlihat agresif menyalurkan dana pada tahun ini. Kredit bank naik tiga kali lipat secara tahunan menjadi Rp 7,11 triliun. Hal ini diikuti dengan penurunan surat berharga yang dimiliki sebesar 8,87% menjadi Rp 3,67 triliun. 

Kendati demilikian rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BACA masih sangat rendah atau hanya 42,82%. Sebagai informasi rata-rata industri perbankan mencatat LDR sebesar 80,84%.

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, BACA terlihat mengatur ulang portofolio. Dana pihak ketiga (DPK) turun 6,61% yoy menjadi Rp 16,61 triliun. 

Utamanya hal tersebut disebabkan oleh deposito yang merosot 23,5% yoy. Rasio dana murah atau CASA (current account savings account) BACA pun naik 978 bps menjadi 55,72%.

[Gambas:Video CNBC]

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts