Baru Sejam Perdagangan, 8 Saham Ini Sudah Sentuh ARB Aja

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Rabu (15/2/2023), di tengah masih panasnya inflasi di Amerika Serikat (AS).

Read More

Per pukul 10:04 WIB, IHSG melemah 0,43% ke posisi 6.911,93. IHSG saat ini bergerak di rentang 6.906,31 – 6.946,03.

Sekitar 60 menit setelah dibuka, setidaknya ada delapan saham yang ambles dan sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB).

Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.










Emiten Kode Saham Harga Terakhir Perubahan Harga
Makmur Berkah Amanda AMAN 865 -6,99%
Millenium Pharmaco International SDPC 322 -6,94%
Pakuan UANG 555 -6,72%
Wulandari Bangun Laksana BSBK 57 -6,56%
Jasa Berdikari Logistics LAJU 200 -6,54%
Gaya Abadi Sempurna SLIS 186 -6,53%
Personel Alih Daya PADA 173 -6,49%
Esta Multi Usaha ESTA 74 -6,33%

Sumber: Refinitiv

Saham emiten pengembang properti yakni PT Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN) menjadi yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambruk hingga 6,99% ke posisi Rp 865/saham dan sudah mencetak ARB sejak awal perdagangan hari ini.

Berikutnya ada saham emiten farmasi yakni PT Millenium Pharmaco International Tbk (SDPC) yang anjlok 6,94% ke posisi Rp 322/saham.

Selain itu, beberapa saham IPO 2022-2023 juga kembali masuk ke jajaran saham ARB pada hari ini, seperti saham PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) yang ambles 6,56%, saham PT Jasa Berdikari Logistics Tbk (LAJU) yang ambrol 6,54%, dan saham PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) yang merosot 6,49%.

Dalam beberapa hari terakhir, saham-saham IPO akhir 2022 dan awal 2023 memang cenderung kurang memuaskan dari segi kinerja sahamnya.

Hal ini sepertinya karena investor hanya memanfaatkan kenaikan sementara atau setelah mereka dinilai sudah mendapatkan keuntungan, lalu mereka cenderung langsung melepasnya, sehingga saham-saham ini hanya melesat dalam satu atau dua hari saja, setelahnya langsung terkoreksi lagi.

Meski begitu, tak jarang saham IPO akhir 2022 dan awal 2023 sulit bangkit dan terus mencetak koreksi parah, karena memiliki tingkat volatilitas yang cukup tinggi dan masuk kategori high risk-high return, sehingga investor cenderung enggan mempertahankannya dalam waktu yang lebih lama.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Investor Ritel Gigit Jari, Emiten Pendatang Baru ARB Jamaah

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts