BI Umumkan Suku Bunga Hari ini, Rupiah Bisa Menguat Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah akhirnya melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin kemarin, setelah sebelumnya sukses menguat 6 hari beruntun. Koreksi yang dialami rupiah terbilang wajar, apalagi sebentar lagi pasar keuangan Indonesia akan libur panjang menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Perhatian pada perdagangan Selasa (18/4/2023) tertuju pada pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).

Read More

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Namun, yang perlu diperhatikan tentunya berbagai proyeksi yang akan diberikan BI, mulai dari inflasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia, hingga suku bunga The Fed. 

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR saat ini berada jauh di bawah rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50), MA 100 dan MA 200 yang tentunya memberikan tenaga rupiah menguat.

Penguatan Mata Uang Garuda semakin terakselerasi setelah sukses menembus level psikologis setelah sukses melewati Rp 15.090/US$ yang sebelumnya menjadi support kuat.

Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50% yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah pada Jumat (14/4/2023) lalu bahkan menembus ke bawah Fib. Retracement 61,8%. Namun, awal pekan kemarin kembali ke atasnya setelah mengalami koreksi cukup tajam pasca membentuk pola Hammer. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah.


Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Selain itu indikator Stochastic pada grafik harian mulai masuk wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Dengan stochastic masuk wilayah oversold, artinya ada risiko rupiah mengalami koreksi.

Fib. Retracement 61,8% di kisaran Rp 14.730/US$ menjadi menjadi support terdekat. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat lebih jauh.

Sebaliknya, selama tertahan di atasnya, rupiah berisiko kembali melemah ke kisaran Rp 14.850/US$ – Rp 14.880/US$.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Rupiah Sentuh Rp 15.700/USD, Bisnis Sektor Ini Harus Waspada!

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts