Bitcoin Koma! Elon Musk Bikin Perkara Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Bitcoin ambles bertepatan akibat hiruk pikuk Elon Musk yang tercatat menurunkan kepemilikan Bitcoin melalui SpaceX menurut laporan The Wall Street Journal.

Read More

Melansir CoinMarketCap, Bitcoin turun hampir 8%, bahkan sempat menyentuh level US$ 25.409. Perdagangan hari ini (18/8) pukul 15.50 WIB, koin dengan kapitalisasi pasar terbesar ini terkoreksi 7,18% menjadi US$ 26.948,91.





Aksi jual tersebut bertepatan dengan laporan The Wall Street Journal yang menyatakan bahwa perusahaan SpaceX milik Elon Musk telah menurunkan nilai kepemilikan bitcoin sebesar US$373 juta dalam dua tahun terakhir dan telah menjual mata uang kripto.

Sebelumnya, pelaku pasar terus memantau aktivitas Elon Musk sejak 2021. Pasalnya, perusahaan mobil listriknya, Tesla, menggoda pergerakan koin digital dengan menyebut menerima pembayaran dalam mata uang kripto.

Langsung saja, Bitcoin terbang 15 persen dalam satu hari ketika Musk mengumumkan rencananya pada Februari 2021. Tesla juga berinvestasi US$ 1,5 miliar dari uangnya sendiri ke dalam token digital.

Sayangnya, rencana tersebut hanyalah ‘prank’ Elon Musk yang membatalkan rencananya tiga bulan kemudian, sehingga cryptocurrency mencatat pembalikan tajam.

Selain itu, kepemilikan koin Tesla menyebabkan kerugian pencatatan penurunan nilai sebesar US$204 juta terkait dengan kepemilikan bitcoinnya pada 2022.

Adapun fluktuasi harga Bitcoin diiringi dengan kekacauan industri mata uang digital, seiring pernyataan kontroversial ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Gary Gensler, “penuh dengan penipuan, penipuan, dan penyalahgunaan,” dikutip dari Financial Times.

Pada bulan Juni SEC mengajukan tuntutan hukum terhadap dua bursa cryptocurrency besar, Binance dan Coinbase, mengklaim mereka telah melanggar hukum dengan menjual token digital kepada anggota masyarakat tanpa persyaratan yang memadai.

Tindakan penegakan langsung memengaruhi pergerakan kripto yang terkoresi. Hal ini menunjukkan volatilitas aset digital yang serba tidak pasti, bahkan ketika perusahaan membantah tuduhan tersebut dan berjanji untuk membela diri di pengadilan.

Pada saat yang sama, ekonomi AS yang telah lebih baik mengendalikan inflasi memberi ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan segera mulai memangkas suku bunga.

Saham dan obligasi jatuh sejak The Fed menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi dalam 22 tahun pada bulan Juli. Walau begitu, masih ada potensi The Fed akan kembali hawkish atau agresif menaikkan suku bunga mengingat target inflasi di 2%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Harga Bitcoin Dkk Mendadak Ngegas, Udah Sempat Serok?

(mza/mza)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts