Didukung Semesta Raya, Harga Batu Bara Malah Diam di Tempat

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara tak bergerak pada perdagangan kemarin di tengah banyaknya sentimen positif.

Read More

Pada Pada perdagangan Selasa (18/4/2023), harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 183 per ton. Harganya stagnan.

Harga batu bara tidak bergerak meski banyak sentimen positif yang seharusnya bisa menopang pergerakan harganya.

Di antaranya adalah melesatnya ekonomi China, kenaikan ekspor batu bara Australia, hingga berkurangnya pasokan dari Indonesia karena libur Lebaran.

Ekonomi China melesat 4,5% (year on year/yoy) pada kuartal I-2023, dari 2,9% (yoy) pada kuartal IV-2022.




Secara kuartal, ekonomi Tiongkok tumbuh 2,2% pada kuartal I-2023 atau jauh lebih tinggi dibandingkan pada kuartal IV-2022 yang tercatat 0,6%.

China adalah konsumen batu bara terbesar di dunia. Dengan ekonomi yang melonjak maka permintaan batu bara diharapkan naik sehingga harga bisa terkerek ke depan. Apalagi, aktivitas industri dan ritel China juga sudah mulai pulih.

Produksi industri China melesat 3,9% (yoy) pada Maret 2023, dibandingkan 2,4% (yoy) pada Januari-Februari. Penjualan ritel China melesat 10,6% (yoy) pada Maret tahun ini, dari 3,5% pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, ekspor Australia dilaporkan melonjak 12 % (month to month/mtm) menjadi 16,3 juta ton pada Maret.

Tujuan ekspor terbesar adalah Jepang diikuti dengan China dan Taiwan.

Ekspor ke China melonjak hingga 130% (mtm) mengingat Tiongkok baru membuka kran impor dari Australia pada Januari tahun ini.

China sempat menghentikan impor batu bara Australia sejak Oktober 2020 hingag Desember 2022 sebagai bentuk protes atas tuduhan Australia yang menganggap Tiongkok sebagai penyebab pandemi Covid-19.




Ekspor batu bara Australia diperkirakan akan naik pada April karena tidak ada hambatan produksi seperti pada bulan bulan sebelumnya.

Sentimen positif juga datang dari Indonesia. S&P Global memperkirakan menjelaskan pembeli Asia akan memborong batu bara dari Indonesia untuk mengantisipasi libur panjang lebaran.

“Produksi batu bara Indonesia mungkin turun jauh pada pertengahan April karena menjelang berakhirnya Ramadan,” tulis S&P.

Libur Lebaran Indonesia akan berlangsung pada 19-25 April 2023.

Selain terbatasnya aktivitas pertambangan, libur panjang juga akan mempengaruhi transaksi serta bongkar muat di pelabuhan.

Data MODI Kementerian ESDM menunjukkan produksi batu bara mencapai 196,3 juta ton hingga 17 April 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Kabar Gembira, Harga Batu Bara Diramal Bangkit Pekan Ini

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts