Dolar AS Akan Tetap Lebih Perkasa Dibanding Yuan, Ini Alasannya


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Dolar Amerika Serikat masih akan mendominasi perdagangan dunia dalam beberapa waktu ke depan. Ekonom senior Aviliani mengungkapkan bahwa meski China makin mendominasi perdagangan dunia, namun mata uangnya yakni Yuan atau Renminbi masih akan kalah dominan dibanding USD.

“AS pertumbuhannya kecil kenapa kita mikirin dolar? masalahnya 80% utang dunia dan perdagangan masih US Dolar, makanya masih belum mau menggunakan mata uang 2 negara karena harus convert lagi USD, makanya mereka masih cenderung menggunakan USD,” kata Aviliani di The Westin, Jakarta (10/1/2024).

Karena itu, episentrum dunia belum akan lepas dari dominasi hagemoni AS. Di sisi lain, Aviliani menilai China justru enggan mata uangnya terlalu mendominasi dalam perdagangan dunia.

“Sedangkan China tidak mau jadi mata uang dunia karena ngga bisa kontrol mata uangnya, jadi keliatannya ke depan AS masih akan jadi episentrum dunia dalam kondisi apapun di masa yang akan datang,” kata Aviliani.

Ketika hagemoni USD tetap kuat di dunia, namun perdagangan menggunakan Yuan juga bakal semakin ekspansif. China dengan cadangan devisa yang luar biasa besar memiliki ekspor yang jauh lebih besar dibanding impor, sehingga mereka punya cadangan devisa yang cukup besar.

“Jadi memang kalo ekspor impor menggunakan USD atau tidak tergantung neraca dari negara itu, kalau neraca negara itu mereka ngga banyak utang USD dan perdagangan USD, mereka mau menggunakan bilateral. Masalah ke depan apakah negara yang kita melakukan transaksi itu memang mereka ketergantungan terhadap USD atau gak? Selama dia ngga tergantung, mereka mungkin mau. Kalau mereka tergantung pada USD, mereka harus convert ke USD, itu makan cost,” sebut Aviliani.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts