Emiten Farmasi Ramai-Ramai Akuisisi, Ada DGNS, PYFA Sampai KLBF

Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Industri farmasi ramai melakukan ekspansi anorganik melalui aksi korporasi akuisisi. Targetnya tidak hanya perusahaan lokal, tetapi juga perusahaan luar negeri.

Paling dekat yang bakal melaksanakan akuisisi ada PT Diagnosa Laboratorium Utama Tbk (DGNS), sementara yang lain terpantau sudah merampungkan akuisisi, yakni PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS)

Pertama ada PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) yang akan mengakuisisi Asa Ren Pte. Ltd. Ini merupakan perusahaan data DNA berbasis AI yang terdaftar di Singapura.

Perusahaan tersebut juga merupakan pemilik PT Asa Ren Global Nusantara, sebuah portal perdagangan alat laboratorium, alat farmasi, dan alat kedokteran manusia.

Guna melancarkan aksi akuisisi, DGNS rencananya bakal melaksanakan right issue sebanyak-banyaknya 921.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp25 per lembar dan harga pelaksanaan Rp505 per lembar.

Direksi DGNS akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 19 April 2024 mendatang.

Dengan akuisisi, nanti-nya DGNS bakal menguasai 97,97% saham Asa Ren Pte Ltd dengan nilai akuisisi sebesar Rp357,89 miliar. Rinciannya, Nilai Rencana Inbreng adalah sebesar Rp322,10 miliar dan nilai rencana pembelian saham Rp35,78 miliar.

Prospek right issue di harga atas ini juga ikut mempengaruhi harga saham DGNS bergerak atraktif. Pantauan CNBC pada Rabu (20/3/2024) hingga oukul 09.34 WIB harga saham DGNS sudah melonjak lebih dari 10%. Selama seminggu terakhir bahkan sudah meroket mendekati 30%.

PT Pyridam Farma Tbk (PYFA)

Berikutnya ada PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang diketahui sudah selesai melakukan akuisisi 100% perusahaan pengemasan obat global Probiotec Limited melalui anak usahanya di Australia, yakni yakni PYFA Australia Pty Ltd.

Perjanjian ditandai dengan penandatanganan Scheme Implementation Deed (SID) pada 21 Desember 2023 lalu. Anak usaha PYFA ini melakukan pengambilalihan atas seluruh saham Probiotec dengan harga senilai AUD3 atau sekitar Rp 31.505 per lembar.

Melalui keterbukaan informasi, akuisisi ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar grup Perseroan di pasar internasional. Selain itu, akuisisi ini juga memberi akses kepada teknologi serta riset dan pengembangan (R&D) yang lebih mumpuni.

“Akuisisi ini akan memberikan akses ke teknologi terdepan dan juga kesempatan untuk bermitra dengan pemain farmasi global yang nantinya akan menguntungkan industri farmasi di Indonesia,” ujar CEO Pyridam Farma Lee Yan Gwan dalam keterangannya, dikutip Jumat, (22/12/2023).

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

Pada 2022 lalu, KLBF sudah merampungkan akuisisi 100%PT Aventis Pharma dengan menambah kepemilikan 20% dari PT Usaha Minidin Raya.

Sebelumnya, KLBF mengambil alih 80% saham Aventis Pharma dari Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH (Sanofi) pada 22 Juli 2022.

Pembelian saham Aventis Pharma turut mengalihkan fasilitas produksi Aventis di Jakarta, aset dan hak distribusi, serta pemasaran obat resep dan vaksin Sanofi di Indonesia.

Untuk diketahui, Aventis Pharma pada awalnya adalah perusahaan farmasi asal Prancis, Sanofi S.A. Sanofi Group Indonesia terdiri atas dua badan hukum yaitu: PT. Aventis Pharma dan PT. Sanofi Aventis Indonesia.

Sanofi Indonesia, melalui badan hukum PT Aventis Pharma, telah beroperasi di Indonesia lebih dari 60 tahun dan didukung oleh sekitar 650 karyawan dari berbagai fungsi, termasuk menjalankan fasilitas manufaktur bersertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) yang melayani pasar domestik serta internasional.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


9 Saham Farmasi Beterbangan, Efek Covid-19 Naik Lagi?

(tsn/tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts