Harga Emas Meroket, Emas Antam Pecah Rekor Jadi Rp 1,19 Juta


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia.com – Emas batangan yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali melesat bahkan memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah menjadi Rp 1.199.000 per gram. Angka tersebut naik sebesar Rp 13.000 jika dibandingkan harga kemarin di Rp 1.186.000 untuk ukuran 1 gram.

Sebagai informasi, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. 

Adapun harga emas acuan dunia yang kembali mencetak rekor terbarunya. Harga emas emas mencetak all time high (ATH) pada perdagangan intraday kemarin di level US$ 2.152,09 per troy ons. Perpanjangan rekor emas seiring dengan meningkatnya taruhan penurunan suku bunga.

Pada perdagangan Rabu kemarin, harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,98% di posisi US$ 2.148,29 per troy ons. Harga penutupan tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Sebelum ditutup lebih rendah, emas kembali mencetak ATH pada perdagangan intraday di level US$ 2.152,09 per troy ons.

Sementara, hingga hari ini pukul 06.17 WIB, harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,04% di posisi US$ 2.149,17 per troy ons.

Emas menguat ke rekor tertingginya pada perdagangan Rabu, membangun momentum luar biasa yang sebagian besar didorong oleh spekulasi pelonggaran moneter Amerika Serikat (AS).

Komoditas ini mendapat dorongan tambahan karena dolar melemah setelah Ketua Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell mengindikasikan penurunan suku bunga pada akhir tahun ini.

“Emas kemungkinan akan terdorong lebih tinggi karena sentimen bullish masih dominan. Namun, emas batangan mungkin memerlukan sedikit waktu untuk mencerna komentar Powell secara keseluruhan serta melihat laporan ketenagakerjaan pada hari Jumat,” ujar Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York, kepada Reuters.

Sebaliknya, emas dapat menderita ketika suku bunga AS tinggi, meningkatkan imbal hasil aset pesaing seperti obligasi dan meningkatkan nilai dolar AS, sehingga membuat emas batangan menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

“Pastinya terdapat data makro yang mendorong kita ke arah ini dan tindak lanjut dari ekspektasi kebijakan dari The Fed, namun respons di pasar emas berlipat ganda dari apa yang disarankan oleh model nilai wajar jangka panjang,” ujar Michael Hsueh, Analis Strategi Valas & Komoditas di Deutsche Bank, kepadaReuters.

Menurut alat FedWatch, para pelaku pasar kini melihat peluang 70% untuk penurunan suku bunga Fed pada Juni mendatang.

“CTA sekarang melakukan aksi beli pada semua silinder emas, dengan dana memegang sekitar 80% dari posisi max long bersejarah mereka,” menurut catatan Ryan McKay, ahli strategi komoditas senior di TD Securities.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkanopportunity costmemegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Harga Emas Antam Lawan Arah, Hari Ini Malah Turun Rp.1000

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts