Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo menyebut pemerintah turut serta mendorong kredit usaha bagi UMKM dengan memberikan subsidi Rp46 triliun. Ia mengatakan hal itu dilakukan agar bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) turun menjadi 3%, dan untuk usaha mikro sebesar 6%.
“Jangan dipikir itu angka kecil, Rp 46 triliun itu angka gede kalau di buat waduk jadi 40 waduk,” ujar Jokowi dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024 di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan, Kamis (7/3/2024).
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Sunarso menyampaikan bahwa upaya tersebut masih dalam kajian. Ia mengatakan diskusi soal ini juga dilakukan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sunarso menjelaskan, pada akhirnya pihaknya harus membuat masyarakat “lebih kuat” secara bertahap. Yang ia maksud, masyarakat dapat lebih mampu dan tidak bergantung dengan subsidi.
“Nah, sekarang maka kalau tidak tergantung sama subsidi kemudian mungkin alokasi APBN itu mungkin perlu dialokasikan dengan lebih baik dalam artian proporsional. Antara mana untuk subsidi bunga, mana yang untuk memperkuat permodalan asuransi penjamin kredit, itu menjadi penting,” jelas Sunarso selepas BRI Microfinance Outlook 2024.
Ia menjabarkan ada dua risiko. Pertama, biaya risiko kredit yang bank tanggungkan.
“Nah, itulah yang kemudian kreditnya diasuransikan ke Askrindo, Jamkrindo. Dan itu ada premi penjaminannya, kemudian modal asuransinya mesti diperkuat,” kata Sunarso.
Kemudian, lanjutnya, ada namanya biaya-biaya kredit, biaya dana dan lain-lain yang di-cover dengan subsidi. Maka dari itu, Sunarso mengatakan pihaknya harus melakukan perhitungan-perhitungan yang cermat.
“Bahwa pada saatnya mungkin memang subsidi bunganya apa bisa mungkin bisa diturunkan, dan subsidi-nya dialokasikan untuk memperkuat permodalan asuransi. Maka itu akan balance, bahwa masyarakat yang sudah kuat membayar bunga komersial, dan kemudian asuransinya diperkuat dengan penambahan permodalan,” jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
KUR BRI Capai Rp 123,5 T per Oktober 2023, 63% dari Target
(ayh/ayh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com
