Kripto Adem Ayem, Bitcoin Masih Tertahan di Level US$ 26 ribu

Jakarta, CNBC Indonesia – Aset kripto (cryptocurrency) bergerak mendatar atau sideways sepanjang pekan lalu di tengah minimnya sentimen pasar.

Read More

Menurut data Coinmarketcap, kripto terbesar bitcoin (BTC) naik 0,17% dalam 24 jam terakhir ke posisi US$26.553,88 per Minggu (17/9/2023), pukul 14.10 WIB. Dalam sepekan, Bitcoin tumbuh 2,71%.

Secara teknikal, dalam grafik harian (daily), BTC masih tertahan di bawah garis moving average (MA) 50 dengan support terdekat di level psikologis 26.000.

Sementara, ether (ETH) terkoreksi 0,38% secara harian ke US$1.631,02, tetapi masih naik tipis 0,29% dalam seminggu terakhir.

Mengutip Decrypt, Minggu (17/9), kenaikan ethereum mungkin terhambat oleh laporan bahwa pasokannya baru-baru mengalami inflasi (artinya lebih banyak Ether yang dikeluarkan daripada dibakar/burned) sejak Penggabungan (Merge) pada September 2022.

Pekan lalu, pasokan Ethereum meningkat sebesar 4,092 token ETH senilai sekitar US$6,6 juta, berdasarkan data USG.money.









Koin/Token Kripto

Harga

Kinerja 24 Jam

Kinerja 7 Hari

Bitcoin (BTC)

US$26.553,88

0,17%

2,71%

Ethereum (ETH)

US$1.631,02

-0,38%

0,29%

Tether USDt (USDT)

US$1,00

0,03%

0,06%

BNB (BNB)

US$214,80

-0,04%

0,78%

XRP (XRP)

US$0,4955

-0,74%

-0,89%

Sumber: Coinmarketcap.com |Data per 17 September 2023, 14.10 WIB

Token Toncoin (TON) menjadi top gainers dalam sepekan terakhir dengan melonjak 36,81%, sedangkan Astar (ASTR) menjadi top losers dengan ambles 15,70%.

Index Fear & Greed yang dilansir dari Coinmarketcap, menunjukkan angka 38. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Kamis (14/9) yang berada di angka 34, yang berarti pasar masih bersikap takut/pesimis meskipun sudah mulai ada sedikit optimisme.

Selain itu, dari Amerika Serikat (AS), tercatat inflasi yang mengalami kenaikan menjadi 3,7% secara tahunan atau year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan konsensus sebesar 3,6% yoy dan bulan sebelumnya sebesar 3,2% yoy.

Inflasi yang tinggi ini tidak terlalu memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar khususnya dari sisi suku bunga. Meskipun inflasi AS telah tumbuh dua periode berturut-turut, namun survei dari perangkat FedWatch menunjukkan bahwa 96% berpendapat AS akan menahan suku bunganya sedangkan 4% lainnya mengatakan AS akan menaikkan suku bunganya sebsear 25 basis poin (bps).

Jika suku bunga AS akan benar ditahan nantinya, maka hal ini akan menjadi sentimen positif bagi risk asset seperti kripto untuk kembali pada penguatannya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Kripto Kompak Hijau, Bitcoin Punya ‘Bekingan’ Baru


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts