Sosok Ini Bikin 3 Taipan ‘Miskin’, Harta Lenyap Rp 1.500 T

Jakarta, CNBC Indonesia – Sosok Nathan Anderson baru-baru ini jadi sorotan usai dirinya didapuk sebagai biang kerok kejatuhan raksasa bisnis India milik Gautam Adani. Ia pun terkenal atas strategi short seller-nya.

Read More

Nathan Anderson merupakan pendiri Hindenburg Research yang dikenal dengan strategi investasi short sell yang menyasar perusahaan publik yang dianggap melakukan praktik bisnis bermasalah.

Sepanjang tahun ini, Hindenburg Research telah memusnahkan sekitar US$99 miliar atau sekitar Rp 1.510 triliun dari gabungan kekayaan tiga miliarder, yaitu Gautam Adani, Jack Dorsey, dan Carl Icahn. Selain itu, sekitar US $173 miliar lenyap dari valuasi perusahaan.

Dalam laporan Money Week Senin, (21/8/2023), disebutkan bahwa Hindenburg telah melakukan “pembantaian” pada targetnya, sambil meraup keuntungan yang relatif kecil dari aksinya.

Ini menguatkan klaim bahwa aksi Anderson ini bukan didasari oleh keinginan mencari uang. Namun, Anderson dinilai memiliki pola pikir klasik tentang short sell, yaitu keinginan untuk memahami bagaimana dunia ini kacau dan menyelamatkannya.

Perlu diingat, Anderson, mendirikan Hindenburg pada 2017. Pada awal 2023, perusahaan Anderson menuduh Adani melakukan penipuan dan manipulasi saham dan menjuluki grup tersebut “penipu terbesar dalam sejarah perusahaan.”

Dalam sanggahan setebal 413 halaman, Adani membantah tuduhan tersebut dan menyebut laporan itu sebagai “serangan terencana terhadap India.” Tak lama setelah laporan Hindenburg rilis, konglomerasi raksasa India kehilangan setengah dari nilai pasarnya, menyebabkan perselisihan secara global.

Meski demikian, sejak kejatuhan tersebut, Adani perlahan mulai memulihkan kembali sebagian dari kerugiannya, tetapi persaingan terus membara, sampai Anderson dijuluki sebagai the gutsiest bear around, atau “beruang paling berani”.

Pasalnya, Anderson tampaknya tidak khawatir tentang potensi penuntutan di India, red notice dari Interpol, atau bahkan kemungkinan menciptakan insiden geopolitik.

Setelah kudeta India pada Januari, Anderson beralih ke Block, perusahaan pembayaran keuangan yang didirikan oleh co-founder Twitter Jack Dorsey. Belakangan, Block menyangkal tuduhan tersebut dan mengatakan sedang mempertimbangkan tindakan hukum.

Anderson kemudian membidik perusahaan milik konglomerat Carl Icahn. Ia menuduh perusahaan Carl Enterprise sebagai perampok korporat yang menakutkan, dan menilai asetnya terlalu tinggi. Sebagai tanggapan, Icahn menyebutnya sebagai “kampanye disinformasi” dan menjanjikan pertahanan yang kuat.

Baru-baru ini, menurut laporan The Times, Hindenburg tengah melirik perusahaan di Afrika. Ia memantau Grup Tingo dalam laporan berjudul “Fake Farmers, Phones and Financials – The Nigerian Empire That Isn’t”. Ia menuduhnya memiliki kesalahan laporan keuangan, dan Perusahaan auditor Deloitte Israel diungkit dalam perkara ini. Namun, Tingo menyangkal klaim tersebut; sementara Deloitte belum berkomentar.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Habis Adani, Hindenburg Bikin Harta Carl Icahn Nguap Rp147 T

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts