Terkuak, Ini Fakta Terbaru KSP Sejahtera yang Nunggak Rp 8 T

Jakarta, CNBC Indonesia – Sidang lanjutan Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bersama (KSP SB) masuk babak baru. Kini terungkap sejumlah kesaksian dari pengurus dan mantan karyawan KSP SB.

Read More

Sidang terhadap terdakwa kasus penggelapan dana nasabah Koperasi Sejahtera bersama, Iwan Setiawan dilaksanakan Kamis, (3/4/2023) di Pengadilan Negeri Bogor Kota.

Adapun agenda sidangnya adalah mendengar keterangan saksi dari pihak KSP SB yang sebanyak 16 orang. Di antara keenam belas orang tersebut, ada tokoh kunci seperti Ketua, Direktur Simpanan, Direktur Pinjaman, hingga Anggota Pengawas.

RAT Selalu Dihadiri Kemenkop UKM

Direktur Utama KSP SB Vini Novianta mengatakan, KSP SB rutin menjalankan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Sejak pelaksanaan RAT online pada rentang tahun 2016 sampai tahun 2021 dilaksanakan secara ‘Online’ dan Terpenuhi quorumnya.

Vini mengatakan, perwakilan Kementerian Koperasi UKM pun selalu hadir pada saat pelaksanaan RAT offline. RAT juga melibatkan Dinas Koperasi Daerah dari perwakilan Kantor Cabang daerah lain.

“Bahkan Menteri Koperasi sendiri pernah menghadiri,” ungkap Vini, dikutip dari notulensi sidang, yang dikutip pada Jumat, (5/5/2023).

Selain kehadiran, pengakuan pemerintah atas KSP SB diwujudkan dalam Penghargaan Tertinggi dari Kementerian Koperasi yaitu ‘Bakti Koperasi’, dan penghargaan tertinggi dari presiden yaitu ‘Satya Lencana Wirakarya’.

Diungkapkan pula oleh Vini, bahwa KSB adalah Koperasi Percontohan untuk Koperasi di Indonesia dan Asean. Dimana pernah melayani studi banding dari institusi terkait dari Malaysia, Filipina,dan Afrika.

Karyawan Digaji Fantastis

Dalam sidang tersebut, terkuak kesaksian para pengurus dan pengawas serta 200-an karyawan KSP SB yang aktif mendapat gaji hingga April lalu.

Bahkan, menurut notulensi sidang kemarin, para saksi yang terdiri dari pengurus dan karyawan mengaku masih menerima Tunjangan Hari Raya (THR). Hal ini pun dipertanyakan para jaksa.

Dalam persidangan kemarin terungkap bahwa Gaji Direktur atau Ketua Koperasi Sejahtera Bersama Vini Novianti sebesar Rp35 Juta per bulan. Dalam persidangan diungkap pula bahwa Vini merupakan adik ipar dari Iwan Setiawan atau Ketua pengawas yang kini menjadi terdakwa dalam kasus tersebut.

Di sisi lain, Sekretaris sekaligus Direktur Simpanan Setiabudi juga dinyatakan mendapat gaji sebesar Rp28 juta per bulan, di luar tunjangan. Selain menjadi Direktur Simpanan, Setiabudi juga diketahui menjabat sebagai Komisaris dari beberapa anak usaha KSB.

“Namun Setiabudi mengatakan, dia hanya dipakai namanya, dan tanpa tau Kantornya, berapa Karyawannya, dan dia tidak pernah menghadiri RUPS, dan juga tidak mendapatkan Gaji dari Jabatan Komisaris tersebut,” tulis notulensi tersebut.

Ada pula Mantan Direktur Operasional & Keuangan PT. SB.Retail Indonesia/SB.MART Pra Sugiriyanto. Direktur minimarket besutan Grup Sejahtera Bersama ini, dipercaya untuk mengelola gerai PT. SB Retail Indonesia (SB.MART) dengan jumlah gerai lebih dari 100 unit, dengan penyertaan modal 1.Milyar/unit.

Meski SB Mart akhirnya bangkrut karena kalah bersaing dengan Kompetitor, tapi Sugiriyanto diketahui sempat mendapat gaji Rp32 juta per bulan.

Total Tagihan VS Aset Saat Ini

KSP SB diketahui menjerat 186 ribu korban dengan total kerugian mencapai Rp8 triliun. Tapi asetnya saat ini diperkirakan hanya Rp2 triliun.

Hal ini terungkap dari kesaksian Sekretaris atau Direktur Simpanan KSP SB Setiabudi di persidangan Kamis, (3/5/2023) lalu. Setiabudi mengaku, tagihan PKPU sebesar 8,8 Triliun adalah tagihan dari 60.000 Anggota yang mendaftar.

Padahal, total anggota KSP SB yang dikabarkan merugi sebanyak 186.000 orang. Dengan kata lain, total kerugian bisa saja bertambah.

Masih dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi sekaligus Direktur Utama KSP SB Vini Noviani mengatakan, aset KSB sekarang masih ada sekitar Rp1,05 Triliun. Aset tersebut berupa Asset Bergerak dan Tidak Bergerak.

Sementara itu, Bendahara dan Direktur Pinjaman Nur hidayah mengatakan, masih ada piutang berupa pinjaman dari sekitar 14.00 orang dengan nilai Rp1,3 triliun.

“untuk saat ini data Peminjam masih sekitar 14.000 Orang dengan Total Pinjaman sebesar Rp1,3 Triliun, dengan kondisi semua sudah jatuh tempo, namun kesulitan untuk mengeksekusi ‘Barang Jaminan’ (Sertifikat dan BPKB),” ungkap Nur Hidayah, dikutip dari notulensi sidang yang dikutip pada Jumat, (5/5/2023).

Vini mengatakan, bila aset bergerak dan tak bergerak KSP SB ditambahkan dengan aset pinjaman yang sekitar Rp1,3 Triliun, maka akan berjumlah sekitar 2 triliun lebih. Hal ini tentu jauh dari tuntutan para nasabah yang dilaporkan sebesar Rp8,8 triliun.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


KSP Sejahtera Dibangkrutin, Duit Rp 8 T Nasabah Lenyap?

(Mentari Puspadini/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts