Uang Beredar Makin Kering, Pengusaha Curhat ke Jokowi!


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku baru saja mendapatkan keluhan dari pelaku usaha. Ekonomi nasional boleh tumbuh tinggi di atas 5%, akan tetapi peredaran uang makin kering.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (29/11/2023). Hadir dalam pertemuan tersebut Gubernur BI Perry Warjiyo, jajaran menteri serta bankir.

“Pak Gub saya mendengar dari banyak pelaku usaha ini kelihatannya kok peredaran uangnnya makin kering,” ungkapnya.

Data BI menunjukkan, posisi M2 pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp8.505,4 triliun atau tumbuh 3,4% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,0% (yoy).

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan hanya 3,9% secara tahunan (yoy) per Oktober 2023, menjadi Rp 7.982,3 triliun. Angka pertumbuhan tersebut turun jauh dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 6,4% yoy.

Sementara itu, komponen uang beredar dalam arti sempit atau M1 tumbuh 0,1% (yoy) pada Oktober 2023, melambat jika dibandingkan pertumbuhan 4,1% (yoy) pada September 2023.

Jokowi mengungkapkan, masalah ini muncul diduga karena Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan BI menerbitkan terlalu banyak instrumen. Ada Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI).

“Jangan semuanya ramai membeli yang tadi saya sampaikan ke BI maupun SBN meski boleh-boleh saja tapi agar sektor riil bisa kelihatan lebih baik dari tahun yang lalu,” papar Jokowi.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Jokowi ‘Spill’ Suku Bunga SBN 10 Tahun di 2024

(emy/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts