Nasib Kripto, Dari Bullish Sampai Disebut Bullshit

Jakarta, CNBC Indonesia – Aset kripto mencapai kejayaan pada 2021 lalu. Saat itu harganya meroket gila-gilaan. Bitcoin mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 68.000/koin pada November 2021.

Read More

Prediksi bullish pun bertebaran, bahkan ada yang memprediksi mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar ini akan menembus US$ 100.000/koin.

Tetapi naas, setahun berselang justru harganya rontok. Sejak pertengahan November 2022 lalu hingga awal 2023 ini, harga bitcoin tertahan di bawah US$ 17.000/koin. Artinya, selama setahun berselang nilainya jeblok sekitar 75%.

Lebih buruk lagi, berbagai masalah menghantam industri kripto tahun lalu. Mulai dari hancurnya TerraUSD dan Terra Luna besutan Terraform Labs, yang menjadi awal keruntuhan seluruh aset kripto. Kemudian yang terhangat hancurnya bursa kripto FTX.

Para pemain ritel pun dipastikan banyak yang merugi.

Senator Jon Tester dari Partai Demokrat di Amerika Serikat bahkan mengatakan kripto adalah bullshit (omong kosong).

“Saya punya keraguan terhadap kripto, saya tidak bisa mengetahui apa yang mendukung itu, tidak ada kepercayaan penuh dan kredit di warga Amerika, itu adalah… itu bullshit,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Semafor yang di-publish di Twitter 2 Desember lalu.

Hal senada juga diungkapkan Senator Elizabeth Warren, yang mengatakan senang mendengar banyak yang menyebut kripto itu bullshit.

“Saya sangat senang dengan itu. Faktanya, banyak dunia kripto harus bersembunyi, dari regulator dan dari aturan biasa yang berlaku di pasar finansial, sudah seharusnya untuk dihentikan. Cara mereka mendapat keuntungan tidak dengan menawarkan nilai, tetapi menyediakan tempat untuk penipuan dan pencucian uang,” katanya.

Meski demikian, tidak bisa dipungkiri kripto memang akan selalu ada peminatnya meski harganya sudah ambruk.

Coin Telegraph melaporkan posisi bitcoin saat ini menarik banyak pemain besar atau yang dikenal dengan whale. Area support diperkirakan berada di kisaran US$ 16.000 sementara resisten di US$ 17.000.

Kembali masuknya para whale tersebut tentunya bisa menahan penurunan bitcoin lebih lanjut.

Erik Voorhess, CEO dari ShapeShaft percaya perlu waktu sekitar 6 bulan sampai 3 tahun untuk pasar kripto kembali bullish.

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual aset terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Dapat Donasi Kripto Rp 2 Triliun, Ukraina Beli Drone Tempur!

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts